FP-UST Selenggarakan Webinar Bertajuk “Pengembangan Komoditas Unggulan Mewujudkan Wilayah Perdesaan yang Berkelanjutan”


Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (FP-UST) Yogyakarta bekerjasama dengan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (FPB-UKSW) Salatiga, sukses menyelenggarakan webinar Konser Karya Ilmiah Nasional (KKIN) bertajuk “Pengembangan Komoditas Unggulan Mewujudkan Wilayah Perdesaan yang Berkelanjutan” pada Kamis (24/9).

Dari kiri ke kanan Dr. M.Th. Darini, MP, Dr. Yacobus Sunaryo M.Sc,
Ir. Sri Endah Prasetyowati Susilaningsih, MP

Dekan FP-UST, Ir. Sri Endah Prasetyowati Susilaningsih, MP. dalam sambutannya menyampaikan bahwa komoditas unggulan FP-UST ( koro pedang ) dan komoditas unggulan FPB-UKSW ( gandum ) diharapkan dapat menekan impor kedelai maupun gandum. Sementara itu, dekan FPB-UKSW, Dr. Tinjung Mary Prihtanti SP, MP. berharap melalui webinar ini akan membuka kesadaran kita terhadap pengembangan dan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal yang akan dapat mendukung keunggulan kompetitif dan komperatif pertanian dan selanjutnya mewujudkan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan.

Diikuti oleh 250 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia, webinar ini digelar menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting dan steraming melalui Youtube. Selain webinar, KKIN 2020 juga mengundang seluruh profesional atau akademisi pertanian untuk menyumbangkan paparan gagasan dalam bentuk artikel ilmiah sesuai bidang keahlian atau bidang profesi masing-masing. Call for Papers dimulai dengan submit abstrak mulai tanggal 7 sampai 8 Agustus 2020, kemudian submit artikel tanggal 25 Agustus sampai 12 September 2020. Sampai batas akhir pendaftaran, terdapat 24 artikel yang diterima. Semua artikel yang diterima akan dipresentasikan dan diterbitkan di Prosiding ber ISSN. Sementara itu, artikel terpilih akan diterbitkan di jurnal Agric, Agrisep, Agritas dan Agroust.

Peserta webinar melalui zoom

Dimulai pukul 09.00 WIB, webinar ini menghadirkan satu keynot speakers dan tiga pemateri yang berkompeten di bidangnya. Bertindak sebagai keynot speakers adalah Menteri Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang diwakili oleh Staff Khusus Menteri Bidang Luar Negeri mitra perguruan tinggi dan regulasi, Dodik Pranata Wijaya S.H LLM. Sebagai speakers yaitu, Dr. Panomsak Prumburom (Chiang Mai University, Thailand), Dr. Nugraheni Widyawati, MP (Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Salatiga), dan Dr. M.Th. Darini, MP (Fakultas Pertanian UST Yogyakarta).

Pemaparan Dr. Panomsak Prumburom (kiri) dan
pemaparan Dr. Nugraheni Widyawati, MP (kanan)

Dr. Panomsak Prumburom sebagai pembicara pertama, memaparkan tentang Promoting Livelihood Sustainability Through Agricultural Resources Management. Ia menyampaikan bahwa ada paradigma yang harus dijadikan dasar yaitu bahwa segala sesuatu harus dilihat dalam bentuk sistem bukan dalam bidang disiplin ilmu masing-masing.

Pembicara kedua Dr. Nugraheni Widyawati, MP, menyampaikan hal terkait Eksotisme Budidaya Gandum Tropis Mendukung Keragaman Tanaman dan Pangan. Menurut Dr. Nugraheni, kehadiran gandum tropis tidak untuk mengganti komoditas yang telah ada dan memiliki daya saing. Gandum tropis akan menjadi pendamping atau bahan alternatif dalam pola tanam di masing-masing wilayah seperti rotasi, tumpangsari, atau sebagai tanaman sela. Ia menyampaikan bahwa dengan tumpangsari ada beberapa keuntungan yang diharapkan yaitu memutus siklus hidup Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), menekan kerugian gagal panen dari satu komoditas, dan meningkatkan sumberdaya lahan yang masih bisa dapat dimanfaatkan. Di akhir pemaparannya, Dr. Nugraheni mengajak kita mensyukuri kehadiran gandum nusantara dengan mengelolanya secara berkelanjutan agar menjadi berkah boga bagi bangsa.

Pemaparan Dr. M.Th. Darini, MP

Dr. M.Th. Darini, MP sebagai pemateri ketiga mengangkat bahasan mengenai potensi dan peluang pengembangan tanaman koro pedang di lahan sub-optimal sebagai pendukung kemandirian pangan. Ia mengatakan bahwa pengembangan koro pedang khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikembangkan di lahan sub-optimal yaitu lahan pasir di daerah kabupaten Bantul dan Kulon Progo serta lahan masam di Kabupaten Gunung Kidul.  FP-UST, BPTP, dan Bupati Kulon Progo juga telah mengajukan pendaftaran varietas lokal koro pedang dengan nama Bugel yang telah disetujui oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian dengan Surat Keputusan No. 737/PVL/2018, tanggal 22 Oktober 2018.

Aneka olahan koro pedang

Ia juga menyampaikan bahwa koro pedang berpeluang menjadi substitusi kedelai sebagai bahan utama tempe, substitusi kacang hijau sebagai bahan isian bakpia, substitusi gandum sebagai bahan olahan bakery, dan substitusi kedelai sebagai bahan bungkil pakan. Sampai saat ini, mitra FP-UST untuk pengolahan koro pedang sudah dapat memproduksi tempe, tahu, kecap, kopi, isian bakpia, dan aneka kue. Semua kabupaten dan kota di DIY sudah mempunyai produksi tempe koro pedang serta oleh YoBo Cake juga telah digunakan sebagai substitusi gandum bahan pembuatan aneka kue.

Humas FP-UST