Perkuliahan Daring, FP-UST Hadirkan Dosen Tamu


Di Tahun 2020 terjadi perubahan besar dalam dunia pendidikan, yaitu kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara daring. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menuntut semua pihak untuk mau beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Perkuliahan daring bukan sesuatu yang mudah bagi dosen maupun mahasiswa. Dosen dan mahasiswa harus terus belajar dan beradaptasi dengan kondisi seperti saat ini. Di FP-UST kuliah daring dilaksanakan dengan memanfaatkan beberapa Learning management system (LMS) seperti Google Meet, Google Classroom, Zoom Cloud Meeting, maupun LMS yang dimiliki UST seperti Portal akademik dan Sistem Informasi Pembelajaran Daring (SIPeDar).

Meskipun dilaksanakan secara daring, FP-UST tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan maksimal kepada mahasiswa dalam menambah pengetahuan dan wawasan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menghadirkan dosen tamu. Dosen yang diundang untuk mengisi perkuliahan tamu tersebut adalah Dr. Siti Nur Aisyah. Ia merupakan staff pengajar di Program Studi Agroteknologi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Penelitian-penelitian yang telah Ia lakukan banyak terkait dengan molecular biology, crop protection, biological control, dan rhizobacteria.

Materi yang disampaikan Dr. Siti Nur Aisyah, S.P. dalam kuliah tamu

Sabtu (28/11/2020), Dr. Siti Nur Aisyah, S.P. memberikan kuliah kepada mahasiswa FP-UST yang mengambil mata kuliah Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) terkait pengelolaan penyakit tanaman. POPT merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Prodi Agroteknologi dan mata kuliah pilihan bagi mahasiswa Prodi Agribisnis. Setelah mengambil mata kuliah POPT mahasiswa diharapkan memahami mekanisme gangguan, gejala serangan, pertimbangan ekosistem dan teknik  dasar  pengendalian organisme pengganggu tanaman (hama, pathogen, dan gulma) serta memahami aspek fisiologi dan pelaksanaan pengendalian organisme pengganggu tanaman terpadu di lapangan.

Kuliah tamu yang dilaksanan menggunakan Google Meet ini membahas tiga topik utama yaitu konsep pengendalian penyakit tanaman, prinsip pengelolaan penyakit tanaman, dan strategi pengelolaan penyakit tanaman. Aisyah menyampaikan bahwa pada dasarnya, mengendalikan OPT tidak boleh membasmi, jika selama ini petani melakukan pengendalian dengan mengambil cara cepat yang responsif yaitu menggunakan pestisida, resikonya adalah semua serangga atau patogen yang bukan OPT akan mati dan dari aspek ekologi membahayakan karena harus keseimbangan harus dijaga. Upaya pengelolaan OPT itu lebih kepada menekan populasi. Hama, serangga, ataupun patogen harus tetap ada di ekosistem tapi jumlahnya yang harus dikendalikan, jika dibasmi seluruhnya ada resiko yang jauh lebih besar. Misalnya, penggunaan insektisida dalam jangka panjang akan membuat ada hama yang bisa resisten dan bertahan. Hama yang bertahan ini akan menjadi biotipe baru dan akan lebih resisten terhadap insektisida yang diberikan sebelumnya.

Peserta kuliah tamu yang dilakukan secara daring

“Konsep segitiga penyakait harus digunakan saat pengendalian. Selama ini pengendalian hanya fokus pada patogen saja, sebenarnya jika kita mau mengelola penyakit tanaman kita harus memikirkan dan memperbaiki ketiga komponen (patogen, lingkungan, dan tanaman), karena ketiganya berpengaruh dan saling terhubung. Apabila hanya fokus pada salah satu sedangkan yang lain diabaikan, resikonya adalah efektifitas dari pengendalian tersebut akan lambat,” ujar Aisyah.

Dr. Siti Nur Aisyah, S.P. juga memberikan penjelasan tentang strategi pengelolaan penyakit tanaman. Menurutnya strategi pengelolaan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu, modifikasi lingkungan, peningkatan ketahanan tanaman, dan pemutusan siklus hidup patogen. Modifikasi lingkungan merupakan upaya membentuk iklim mikro yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman namun tidak mendukung bagi perkembangan patogen. Sebagai contoh yaitu rotasi tanaman, pengolahan tanah, penentuan waktu tanam dan panen. Pendekatan kedua yaitu peningkatan ketahanan tanaman, dapat dilakukan dengan penggunaan varietas tahan penyakit dan seleksi benih. Keberadaan varietas tahan penyakit dapat mencegah kolonisasi patogen dan perkembangan penyakit serta mengurangi atau memperlambat perkembangan inokulum patogen. Sementara itu, seleksi benih dapat mencegah masuknya patogen ketahan pertanaman. Pendekatan ketiga yaitu pemutusan siklus hidup patogen, dapat dilakukan dengan pengelolaan gulma, serangga vektor, dan nematoda, pengendalian patogen secara kimiawi serta pengendalian biologis.

Humas FP-UST