Diskusi Tamansiswa “Realitas Trilogi Kepemimpinan dan Tri N dalam Dunia Pendidikan”


diskusi yang dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting

Dimasa pandemi seperti saat ini banyak kegiatan yang terhalang untuk dilaksanakan secara luring sehingga pemanfaatan media digital sebagai sarana penghubung komunikasi semakin tinggi. Pembelajaran digitalisasi (daring) mengajarkan “Semua Tempat Adalah sekolah dan semua orang adalah guru.” Kemudahan akses internet tentunya harus dimanfaatkan dengan bijak agar diperoleh manfaat dari teknologi tersebut. Misalnya dengan menggunakannya untuk menambah pengetahuan sehingga wawasan menjadi luas.

Diskusi Tamansiswa merupakan kegiatan yang dilakukan pengurus Majelis Mahasiswa Fakultas Pertanian 2021 yaitu salah satu peoker dari Bidang Eksternal. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 26 juni 2021, pukul 09.30 WIB-13.00 WIB melalui Zoom Meeting. 

Beberapa poin penting yang diperoleh dari diskusi tersebut yaitu

  • Konsep Ki Hadjar yang akan dimasukkan kedalam pendidikan.
  • Untuk membangun suatu bangsa maka tingkatkanlah kebudayaannya, salah satunya adalah di bidang pendidikannya.
  • Banyak konsep Ki Hadjar yang mengacu kepada kodrat alam agar menemukan ketentraman.
  • Mandiri lah agar kamu menjadi manusia yang merdeka.
  • Pendidikan tidak menakutkan atau menakut-nakuti tetapi pendidikan itu harus menyenangkan.
  • Ingarso Sung Tulodho, bisa diterapkan tergantung posisi anda saat ini. Contohnya seorang pemimpin itu harus manjadi bukan memberi, karena lebih mudah memberi dari pada menjadi.
  • Jadilah orang yang merdeka.
  • Pendidikan itu sangat penting, karena itu merupakan investasi untuk masa depan.
  • Jika kita banyak membaca, maka kita akan banyak bicara dan jika kita berbicara maka manusialah. Karena semua itu akan dapat membantu kita dalam kehidupan ini

Tri N ( Niteni , Niroke, Nambahi) adalah konsep-konsep Ki Hajar Dewantara yang masuk ke dunia Pendidikan pada tahun 2004 sebelum merebah pada perkembangan dunia digital, Ajaran Ki Hajar Dewantara pada kalimat tersebut sebuah kalimat pembangun suatu bangsa.  Untuk membangun suatu bangsa  dengan memperderajat  budaya bangsa tersebut. Berhubung pendidikan semakin maju, pendidikan harus mengikuti kodrat alam. Kodrat alam adalah menyesuaikan alam atau mengikuti yang sudah ada maka akan tercipta sejahtera dan salam dan bahagia karena pendidikan harus dengan  sesuai irama masing-masing dan kemerdekaan.

Niteni, Niroke,  Nambahi  merupakan konsep untuk mencari jalan keluar dari seebuah permasalahan. Tut Wuri Handayani  juga dapat di jadikan sebuah pandangan  sikap Pendidikan yang berarti di belakang mengawasi. Pendidkan juga harus dihilangkan rasa menakut-nakuti  dengan kekerasan fisik atau sebuah tuntutan. Tanamkan sikap untuk didiri kita untuk merdeka dalam pikir. Jika belum menemukan  maka carilah, jangan pernah berhenti mencari. Pimpinlah  dirimu dengan kedisiplinan. Ada 2  sikap pemimpin yaitu   memberi tauladan  atau menjadi tauladan. Tetapi tauladan menjadi  lebih penting karena dalam ajaran tamansiswa ingin menjadi tauladan akan tercipta dan menjadikan kehidupan sejahtera, salam dan Bahagia. Seorang pemimpin juga harus bersikap ing ngarso kalo guru, pamong bersikap tut wuri handayani. Pamong, guru pasti pemimpin akan tetapi pemimpin belum tentu bisa menjadi guru, ing madya  mangun karso membangun seluas-luasnya selagi tidak menakut-nakuti. Ilmu yang baik akan menuju kemulian dan menghancurkan kebiadaban dunia seperti kebodohan, kesombongan,  kemalasan.

Ditulis oleh: Majelis Mahasiswa Fakultas Pertanian 2021
Disunting oleh: Humas FP-UST